Melanjutkan postingan kemarin, kali ini saya mencoba jajanan tradisional di Pasar Gede. Semua makanan tradisional disini belum pernah saya coba. Biarkan these traditional food surprise me.
Jajanan Tradisional di Pasar Gede
Ada berbagai macam makanan tradisional yang saya beli, beberapa diantaranya adalah:
Brambang Asem
Brambang Asem ini mengingatkan saya dengan Plecingan Jawa-nya Waroeng SS. Rasanya menurut saya 11-12, bahan utama Brambang Asem ini daun ubi jalar yang kemudian ditambah lauk tempe gembos atau menjes (tempe dengan bahan dasar ampas tahu) lalu diberi bumbu yang rasanya masam, terbuat dari bawang alias bawang, lalu asem, terasi, cabai, dan gula jawa. Saat saya memesan bumbunya disajikan terpisah. Menurut saya, rasa Brambang Asem ini pedas manis tapi lebih ke manis sih. Mirip bumbu Lotis. Satu porsi harganya Rp 5000.
Lenjongan
Biasanya kalau beli Brambang Asem, pasti yang jualan juga jual Lenjongan. Lenjongan ini isinya kumpulan jajanan pasar yang manis dijadikan satu, isinya macem-macem dari gethuk, cenil, ketan putih dan hitam, tiwul serta klepon. Menurut saya, karena saya juga sering makan makanan seperi Lejongan ini, not that surprising sih rasanya cuma kurang manis aja. Sama dengan Brambang Asem, harga satu porsi Rp 5000.
Cabuk Rambak
Dibuat dari potongan ketupat yang diiris tipis lalu diberi bumbu wijen dan kelapa yang disajikan diatas daun pisang. Lokasinya ada di dekat pintu masuk Pasar Gede, berjalan kedalam lalu belok kanan. Disana ada Ibu Yanti, wanita paruh baya yang menjual Cabuk Rambak. Seingat saya selama saya berkeliling Pasar Gede, hanya Ibu Yanti yang menjual Cabuk Rambak.
Rasa Cabuk Rambak ini gurih! Walaupun ketupat itu kaya karbohidrat dan merupakan sajian utamanya, bumbu Cabuk Rambak ini mampu menyulap rasanya menjadi gurih maksimal. Disantap dengan menggunakan tusuk gigi dan sesekali makan Karak, saya rasanya tidak pernah merasakan makanan segurih ini dengan sajian yang sederhana layaknya Cabuk Rambak deh? Nanti kalau ingat pernah makan yang gurih-gurih dengan bumbu sederhana akan saya update
Ngomongin tentang nama Cabuk Rambak, ternyata dulunya Cabuk Rambak ini disajikan dengan rambak atau kerupuk kulit. Akan tetapi karena harga rambak semakin naik, maka diganti dengan karak atau kerupuk nasi. Besok, jika saya beli Cabuk Rambak lagi saya bawa rambak sendiri deh, pasti super gurrih. Satu porsi Cabuk Rambak ini dihargai Rp 6000.
Ada satu lagi makanan tradisional yang sebenarnya ingin saya coba. Kembang Tahu, tapi karena sudah siang, jadi sudah tutup. Lokasinya ada di dekat pintu masuk utama Pasar Gede.
* * *
Karena banyak yang dibeli dan saya ingin makan sambil menikmati kota Solo, maka saya keluar dari Pasar Gede dan jalan ke Pendopo Gedhe Balaikota Solo untuk makan jajanan saya. Karena waktu itu hari Jumat, maka maka saya menikmati jajanan di gazebo pendopo sambil menunggu orang-orang jumatan disana.
Kuliner di Pasar Gede bagian dua, selesai.
Baca postingan tentang KULINER DI PASAR GEDE #1.
Baca postingan tentang Selat Mbak Lies.